FKIP UNS – Tim Riset Grup (RG) Eduscape dari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan kegiatan pelatihan bertajuk “Pengembangan Modul Ajar Deep Learning dengan Pendekatan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)” pada Selasa (10/6/2025). Pelatihan ini secara khusus ditujukan bagi para guru mata pelajaran Sosiologi yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang dilakukan untuk menjawab tantangan pembelajaran abad ke-21.

Latar belakang pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatnya kebutuhan guru untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang mendalam (deep learning) yang terintegrasi dengan prinsip-prinsip TPACK. Tim RG Eduscape memandang bahwa guru sosiologi perlu dibekali dengan keterampilan menyusun modul ajar yang tidak hanya berfokus pada konten, tetapi juga memperhatikan pemanfaatan teknologi dan pendekatan pedagogis yang relevan. Upaya ini menjadi sangat penting dalam menyongsong tahun ajaran baru 2025/2026 agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, kontekstual, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Siany Indria Liestyasari, M.Hum. selaku ketua tim, dan melibatkan anggota tim lainnya, yaitu Dr. Atik Catur Budiati, S.Sos., M.A. dan Bagas Narendra Pahahita, S.Pd., M.Si. Seluruh tim berkolaborasi untuk menyusun konsep dan materi pelatihan yang aplikatif dan berorientasi pada kebutuhan riil di lapangan.

Sesi utama pelatihan menghadirkan narasumber berkompeten, yakni Fakhrudin Sujarwo, S.Sos., M.Pd., yang dikenal sebagai perwakilan Kapten Belajar.id untuk wilayah Jawa Tengah sekaligus Duta Teknologi dari Kemendikbudristek. Materi diawali dengan pengenalan konsep dasar deep learning serta urgensinya dalam pembelajaran masa kini. Dalam paparannya, Fakhrudin menekankan pentingnya pendekatan ini, mengingat data dari PISA 2022 menunjukkan bahwa kurang dari 1% siswa di Indonesia mampu menjawab soal yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (level 4-5 HOTS).

Lebih lanjut, narasumber menjelaskan bagaimana deep learning dapat diimplementasikan secara selaras dengan TPACK melalui penyusunan modul ajar yang memperhatikan profil lulusan, prinsip-prinsip pembelajaran aktif, serta desain pengalaman belajar yang bermakna. Dalam tahap praktik, para peserta diminta bergabung ke dalam platform Learning Management System (LMS) melalui Google Classroom, yang telah disiapkan sebagai media utama pelatihan. Di sana peserta mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal mereka mengenai materi.

Selanjutnya, peserta dibimbing menyusun modul ajar dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI). Pemateri juga memfasilitasi sesi diskusi interaktif, di mana para guru dapat berbagi pengalaman, berdiskusi mengenai tantangan dan solusi dalam menyusun modul ajar berbasis AI, serta memastikan bahwa penggunaan AI tetap sejalan dengan prinsip TPACK. Ditekankan pula bahwa meskipun teknologi dapat membantu, penyempurnaan modul secara manual oleh guru tetap diperlukan agar tetap relevan dengan karakteristik peserta didik, kondisi kelas, serta keunggulan lokal masing-masing sekolah.

Kegiatan diakhiri dengan pelaksanaan post-test guna menilai capaian pembelajaran peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar guru mengalami peningkatan pemahaman yang signifikan mengenai integrasi deep learning dan TPACK. Kegiatan ini memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kapasitas guru Sosiologi di Kabupaten Karanganyar untuk mengembangkan praktik pembelajaran yang efektif, efisien, serta mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses belajar.

Humas FKIP
#fkip #uns